Senin, 27 Mei 2013

Mystery Alam


1.Terkuak, Misteri Crop Circles di Dasar Laut Jepang!!

Berita heboh lantaran ada Crop circles yang tercipta dibawah laut Jepang sempat membuat para peneliti dan pemerhati UFO mengerutkan kepala. Berawal dari photographer Jepang, Yoji Ookata yang telah mengabdikan hidupnya untuk mengungkap misteri yang mendalam ini.
Photograper Jepang, Yoji Ookata memperoleh izin scuba-nya sejak usia 21 dan sejak menghabiskan 50 tahun terakhir untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan penemuannya di lepas pantai Jepang.
Photograper Jepang, Yoji Ookata, sedang meneliti pola lingkaran misterius di bawah laut Jepang
Dasar laut di dunia  memang masih misteri. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration kurang dari lima persen dari lautan dunia telah dieksplorasi.
Ini berarti bahwa 95% dari apa yang ada di dalam lautan dan samudera seantero  Bumi, kawasan tersebut belum pernah dilihat oleh mata manusia, apalagi untuk diselidiki.
Baru-baru ini saat ia sedang menyelam di dekat Amami Oshima di ujung selatan negara itu, Ookata melihat sesuatu yang belum pernah ditemukan sebelumnya:  pola berulir geometris di atas pasir pada dasar laut yang berdiameter hampir enam meter pada kedalaman laut hampir 80 meter.
Dia pun kaget, lalu ia segera kembali lagi dengan rekan-rekan dan kru televisi  NHK untuk mendokumentasikan asal-usul apa yang ia dijuluki sebagai “lingkaran misterius.”
Puffer fish, sejenis ikan balon sang pembuat pola lingkaran di dasar laut.
Dengan menggunakan kamera bawah air, tim menemukan “artis” pembuat pola melingkar tersebut, yaitu ikan Puffer ukuran kecil yang panjangnya hanya beberapa inci saja.
Puffer fish / ikan buntal / ikan balon tersebut, berenang kesana-kemari tanpa lelah sepanjang hari, dari siang hingga malam, selama berhari-hari untuk membuat dan membangun pola lingkaran bergaris-garis dengan bahan organik dari dasar lautan yang luas, hanya dengan menggunakan sirip tunggalnya!
Puffer fish, sejenis ikan balon sedang beraksi membuat pola lingkaran di dasar laut.
Melalui pengamatan yang cermat tim menemukan pola lingkaran berfungsi ekologis yang penting, yaitu untuk menarik pasangan. Rupanya ikan Puffer betina tertarik dengan bukit dan lembah berpola diatas pasir tersebut.
Saat ikan Puffer betina melintasi, ia akan mencari si jantan setelah menemukan pola yang dianggap sebagai sarangnya itu.
Setelah kawin, pasangan ikan buntal itu akan menempatkan telur-telurnya di tengah lingkaran. Alur pola tersebut juga berguna untuk penyangga dan penahan alami arus laut dan akan melindungi telur-telurnya yang sangat kecil dan halus .
Para ilmuwan juga mempelajari bahwa pola bulat melingkar yang tampak seperti crop circles tersebut ternyata memungkinkan pembuahan yang lebih baik, juga kemungkinan telur untuk menetas yang lebih besar bagi kedua pasangan ikan Puffer tersebut.
Para ahli juga mengungkapkan, makin tinggi pasir yang ditumpuk membentuk pola geometris, makin tinggi kesempatan ikan memperoleh pasangan. Batu kecil dan kerang yang ditata di pinggir lingkaran, juga bisa menyediakan nutrisi untuk para ikan kecil yang baru menetas. (berbagai sumber/icc.wp.com)
Japan Crop Circle Mystery Solved 2012

2.Mengapa Langit Berwarna Biru? Inilah Jawabannya

ble sky langit biru
Warna biru tampak indah dilangit pada siang hari disaat terik matahari menyinari permukaan bumi yang tampak seperti kelereng biru bila dilihat dari luar angkasa.
Saat malam menjelang pun, disaat cahaya bulan menyinari permukaan bumi, warna langit itupun terlihat tampak seperti warna langit di siang hari yaitu warna biru.
Sebuah pertanyaan muncul, mengapa warna langit itu biru? Apakah tercipta dari pantulan warna samudera di seluruh permukaan bumi ataukah warna biru itu merupakan warna yang muncul akibat cahaya matahari?
Gelombang Cahaya
Isaac-Newton-dan-PrismaGelombang cahaya yang tampak merupakan contoh dari salah satu gelombang elektromagnetik.
Cahaya yang tampak dan bersumber dari matahari sejatinya bukanlah gelombang cahaya yang terdiri hanya dari satu gelombang warna saja.
Cahaya matahari terdiri dari banyak gelombang dalam kumpulan cahaya, namun jika cahaya menyatu maka yang tampak hanya berwarna putih terang seperti cahaya matahari tersebut.
Sir Isaac Newton untuk pertama kalinya menguji coba seberkas cahaya tampak yang berasal dari matahari dilewatkan pada sebuah prisma kaca.
Hasilnya seberkas cahaya matahari melewati prisma dan terbias melebar, lalu beberapa warna terlihat akibat hamburan cahaya dari prisma tersebut.
Ternyata cahaya dapat terhambur (spectrum) oleh prisma kaca dan membuktikan bahwa cahaya putih ternyata terdiri dari beberapa macam warna seperti ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah.
Urutan cahaya tergantung dari besar kecilnya gelombang tersebut, biasanya akan berurutan dari merahoranye (jingga)kuninghijaubirunila (indigo) danungu atau dalam pelajaran sekolah dulu, sering disingkat agar mudah diingat, menjadi :MEJIKU-HIBINIU.
light-dispersion
Dibawah warna merah, warna tersebut mulai tak terlihat oleh mata manusia dan disebut sebagai cahaya yang “lebih rendah dari warna merah” atau Infra Merah (Infra Red).
Dan diatas warna ungu juga demikian, warna tersebut mulai tak terlihat oleh mata manusia dan disebut sebagai cahaya “lebih tinggi dari warna ungu” atau Ultra Ungu (Ultra Violet)
Ketika Cahaya Matahari Bertemu Atmosfir
Mengacu pada langit yang menjadi biru akibat cahaya matahari, maka sebelum cahaya matahari menjangkau permukaan bumi, langkah pertama yang harus dilalui oleh cahaya matahari tersebut adalah melewati lapisan udara tak kasat mata atau yang terkenal dengan istilah Atmosfer.
Diluar angkasa, cahaya matahari yang pada awalnya tidak berinteraksi dengan media apapun saat memasuki atmosfer mulai berinteraksi dengan molekul molekul udara yang dapat menyebabkannya terhambur ke segala arah.
spectrum
Hamburan ini terkenal dengan istilah hamburan Rayleigh. Hamburan Rayleigh merupakan hamburan elastis gelombang elektromagnetik (termasuk cahaya) yang disebabkan saat seberkas cahaya melewati partikel dimana panjang gelombang cahaya lebih panjang dari pada panjang gelombang partikel yang dilewatinya.
Pada kenyataannya, saat matahari melewati lapisan udara atau atmosfer, panjang molekul-molekul udara seribu kali lebih kecil dari pada panjang gelombang cahaya matahari itu sendiri.
Sehingga hal ini menyebabkan cahaya matahari terhambur menjadi beberapa macam gelombang warna seperti ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah.
Warna Biru Adalah Hamburan Spektrum Warna Terkuat
Hamburan warna biru merupakan hamburan warna terkuat atau setidaknya empat kali lebih kuat daripada hamburan warna-warna lainnya. Langit yang tampak biru tak lain merupakan hasil dari hamburan gelombang cahaya matahari yang didominasi oleh hamburan gelombang cahaya warna biru.
Warna langit biru yang didominasi oleh hamburan warna biru dari cahaya matahari. Sejatinya langit tidaklah memiliki warna, dan warna yang tercipta merupakan warna yang terjadi akibat hamburan dari cahaya matahari.
Saat malam pun juga demikian. Warna biru yang muncul saat bulan purnama atau saat bulan menyinari bumi adalah sebagai akibat dari terhamburnya cahaya matahari oleh molekul udara yang kemudian warna langit didominasi oleh warna biru. (Eko Hadi G / KafeAstronomi / atoptics.co.uk / allposters.com.au / wallcoo.net)

blue sky langit biru

3..Planet Sedna Sebabkan Makhluk Bumi Punah

Planet Sedna memiliki orbit jangka waktu 12,000 tahun di resonansi teratur diyakini mengganggu orbit dan rotasi Jupiter, Mars dan Bumi yang menyebabkan kepunahan makhluk hidup setiap kali kedatangannya..!
Planet Sedna (2003 VB12 / 90377 Sedna) sangat berbeda dengan teori palsu planet Nibiruataupun planet X, beberapa ilmuwan menyebutnya sebagai Dual Sun (matahari ganda).
Sedna as imaged by the Hubble Space Telescope
Planet Sedna masih belum bisa dijelaskan secara pasti, apakah objek ini benar-benar sebuah planet, protostar, atau bintang yang masih muda.
Walter Cruttendon, penulis dan peneliti telah mengidentifikasi kandidat yang mungkin menjadi matahari ganda (dual sun) yang ditulis dalam bukunya ‘The Lost Star of Myth and Time‘.
Planet Sedna, Objek Angkasa Misterius
Tidak ada sifat definitif objek di luar angkasa yang ditemukan satelit IRAS milik NASA pada tahun 1983. Pada tanggal 27 Dec 1983 artikel di San Francisco Chronicle dan surat kabar lainnya secara terbuka memberitakan penemuan benda angkasa baru tidak teridentifikasi. Artikel itu menyatakan:
“Sangat misterius, obyek yang tidak diketahui astronom. Apakah itu planet, komet raksasa, sebuah ‘Protobintang’ di dekatnya yang tidak pernah mendapat cukup panas untuk menjadi bintang di galaksi yang terlalu muda sehingga masih dalam proses pembentukan bintang pertama atau galaksi itu sendiri. Diselimuti debu yang tidak ada cahaya bintang yang melaluinya.”
BBC dan South Pole Camera telah mencatat benda luar angkasa dan meyakini objek yang diidentifikasi oleh satelit IRAS NASA kemungkinan adalah Planet Sedna. Orbit planet luar, planet Mars dan planet Bumi sedang terganggu oleh benda angkasa luar, dan penjelasan yang sederhana bahwa benda angkasa tersebut merupakan matahari ganda.
Comparison of Sedna with the other largest TNOs (excluding (84522) 2002 TC302) and with Earth (all to scale).
Pada tahun 1992, siaran pers NASA melaporkan objek pengganggu di orbit Uranus dan Neptunus. Hal ini diketahui bahwa objek pengganggu tersebut merupakan Planet Sedna.
Perubahan kemiringan sumbu Bumi mempengaruhi iklim dan faktor lainnya yang pada gilirannya mempengaruhi orbit bumi. Sesuatu sedang mengganggu kemiringan sumbu Bumi serta orbit bumi, benda angkasa yang diidentifikasi dalam pers rilis 1992 NASA adalah penyebab gangguan tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan orbit bumi terkait dengan kepunahan makhluk hidup.
Sabuk asteroid utama (warna putih) berlokasi antara orbit Mars dan Jupiter.
Perihelion (atau titik terdekat dengan matahari kita) dari matahari ganda (Planet Sedna) dengan perkiraan 283 juta mil atau 2,85 kali jarak Bumi ke Matahari, dan berada di Sabuk Asteroid Mars-Jupiter.
Sabuk Asteroid pada kenyataannya merupakan sebuah planet yang pernah berada di tata surya kita dan ‘kacau’ akibat adanya Planet Sedna.
Beberapa ilmuwan memperkirakan bahwa Sabuk Asteroid adalah planet yang hancur atau tidak terbentuk akibat adanya Planet Sedna.
Planet Sedna Dan Mitos Bintang Yang Hilang
Penulis dan peneliti Walter Cruttendon, tampaknya telah mengidentifikasi kandidat yang mungkin menjadi bintang kembar pasangan matahari dalam karyanya ‘The Lost Star of Myth and Time‘.
Hipotesis umum tentang mitos bintang yang hilang bahwa gerakan tata surya kita berada di orbit biner, sekitar bintang pasangannya, tidak hanya menghasilkan presesi tapi juga membawa bumi keluar dari medan elektromagnetik yang mempengaruhi ionosfer bumi, magnetosfer, sehingga menghasilkan Abad Kegelapan dan Abad Keemasan yang selaras dengan siklus presesi.
Selama ribuan tahun, Bumi berada dalam fase turun yang terlihat sejak penurunanMesopotamia, Mesir Kuno, Mediterania, Megalitik dan kebudayaan Mesoamerika, yang puncaknya sejak Zaman Kegelapan terakhir (sekitar tahun 500 M).
Jika hipotesis ini benar, manusia akan menemukan budaya yang sangat kuno, semakin banyak situs arkeologi yang lebih tua, lebih besar, canggih, dll. Selama 30 tahun terakhir telah terbukti menjadi kasus arkeolog dan sejarawan dari semua jenis, menyadari bahwa manusia bukan hanya spesis pemburu-pengumpul yang hidup 5000 tahun lalu.
Penelitian Binary Research Institute (BRI) telah menemukan bahwa karakteristik orbital planetoid baru disebut ‘Sedna’ yang menunjukkan kemungkinan bahwa matahari mungkin bagian dari sistem bintang biner. Sebuah sistem matahari ganda terdiri dari dua bintang dengan gravitasi terikat dan mengorbit pusat massanya.
The orbit of Sedna (red) set against the orbits of Jupiter (orange), Saturn (yellow), Uranus (green), Neptune (blue), and Pluto (purple)
Objek ini pernah dianggap sangat tidak biasa, namun sistem seperti sekarang dianggap umum di galaksi Bima Sakti. Walter Cruttenden (BRI), Profesor Richard Muller (UC Berkeley), Dr.Daniel Whitmire (University of Louisiana), telah lama berspekulasi bahwa matahari mungkin memiliki pendamping yang belum ditemukan. Sebagian besar bukti telah ter-statistik secara fisik.
Penemuan baru Planet Sedna, sebuah planet kecil seperti objek pertama kali terdeteksi oleh astronom Dr. Michael Brown (Cal Tech) yang bisa menjadi bukti fisik secara tidak langsung sebagai matahari ganda.
Sedna bergerak dalam orbit elips yang sangat tidak biasa, Walter Cruttenden telah menyatakan bahwa Planet Sedna bergerak dalam resonansi orbital dengan data yang diterbitkan sebelumnya sebagai hipotetis ‘matahari ganda‘.
Walter Cruttenden setuju bahwa orbit Planet Sedna yang elips sangat luar biasa, dia juga mengatakan bahwa orbit yang memiliki jangka waktu 12,000 tahun di resonansi teratur dengan periodisitas orbit yang diharapkan dari sebuah bintang pendamping.
Dengan penemuan terbaru Dr.Brown (Sedna dan Xena) yang sekarang dipastikan lebih besar dari Pluto, dan pengamatan waktu seperti Cruttenden, pencarian matahari ganda telah mendapatkan momentum.
Cruttenden percaya bahwa orbit Planet Sedna yang tidak biasa adalah sesuatu yang menunjukkan konfigurasi sistem surya, menggambarkan sesuatu tentang saat ini meskipun kekuatan sistem surya tak terduga, kemungkinan besar Planet Sedna merupakan matahari ganda. (sumber: cut pen / pict: wikipedia)

4.Wow!! Planet Mars Basah? Curiosity Temukan Keberadaan Air!

Curiosity on Mars

Wow!! Curiosity Temukan Keberadaan Air di Planet Mars!

Peneliti di Los Alamos National Laboratory dan Badan Antariksa Perancis telah melacak jejak mineral planet Mars yang mengarah pada adanya air di lokasi Curiosity.
ChemCam (Chemical Camera) merupakan kolaborasi antara organisasi penelitian di Amerika Serikat dan Perancis. Terdiri lebih dari empat puluh lima ilmuwan, mahasiswa dan personel lainnya yang saat ini aktif di Amerika Utara dan Eropa, tergabung dalam tim ChemCam.
Ilmuwan, insinyur, dan mahasiswa mengoperasikan kamera ChemCam di Los Alamos National Laboratory. Sistem ChemCam merupakan salah satu dari 10 instrumen yang dipasang pada misi Mars Curiosity.
Kamera ChemCam Curiosity Prediksi Air Planet Mars
Mereka menggambarkan bagaimana instrumen laser yang ada pada Mars Curiosity Roveryang telah mendeteksi aliran (vena) gipsum melalui daerah planet Mars yang dikenal sebagai Yellowknife Bay, terletak sekitar 700 meter dari tempat Curiosity Rover mendarat lima bulan lalu.
Vena ini terdiri dari kalsium sulfat terhidrasi, seperti bassinite atau gipsum. Di Bumi, membentuk vena seperti ini pastinya akan membutuhkan air disekitar retakan.
Gypsum dan beberapa mineral terkait dapat terbentuk ketika air bereaksi dengan batuan dan mineral lainnya. Kehadiran gipsum, bassinite, bersamaan dengan bukti fisik pada pola aliran aluvial yang sebelumnya terlihat selama misi Mars Science Laboratory.
aliran-air-planet-mars
Analisis ini menunjukkan bahwa daerah Yellowknife Bay merupakan tempat ataupun kolam yang dibentuk limpasan atau air bawah permukaan, yang naik ke atas permukaan.
Kemungkinan adanya air di planet Mars terlihat beberapa minggu lalu ketika jejak gipsum spektrometer ChemCam (Chamical Camera) mencatat peningkatan jumlah kalsium dan penurunan yang sesuai dalam komposisi sampel silikon.
Gypsum, batuan sedimen, terbuat dari kalsium sulfat dengan komposisi air terikat. Sementara sebagian besar batuan sampel di planet Mars paling banyak terdiri dari silikon. Perubahan komposisi ini menunjukkan bahwa adanya temuan baru pada geologi planet Mars.
Tembakan laser Instrumen ChemCam menguapkan batu dan kemudian menggunakan spektrometer untuk menganalisis sampel. Laser dapat menembakkan pulse pada beberapa batuan sampel yang terletak di bawah permukaan lapisan debu.
Akan tetapi, kamera instrumen hanya mampu melihat aliran mineral setelah ledakan laser hilang dari permukaan batu.
Kamera ChemCam Curiosity telah mendokumentasikan adanya peningkatan cahaya berwarna pada urat (vena) mineral yang bisa menjadi tanda-tanda bahwa planet Mars pernah menjadi planet basah!!

5.Galaksi Bimasakti Terancam Ditabrak Awan Raksasa!

Gumpalan awan raksasa yang mengandung gas hidrogen dalam volume sangat besar tengah melesat mendekati piringan Galaksi Bima Sakti, tempat tata surya kita berada.
Tabrakan dahsyat yang diperkirakan terjadi antara 20-40 juta tahun lagi akan menghasilkan kembang api spektakuler di langit!
Objek tersebut diberi nama Awan Smith, diambil dari nama Gail Smith, seorang astronom AS yang mendeteksinya pertama kali pada tahun 1963 saat meneliti di Universitas Leiden, Belanda.
Tampak Galaksi kita Bimasakti (the Milky Way) terlihat juga posisi matahari kita (sun). Pada sisi bawah gambar terlihat Awan Smith (Smith Cloud) yang sedang mengarah ke galaksi Bimasakti dan suatu saat keduanya akan bertabrakan (bisa dilihat pada gambar animasi dibawah halaman)
Tampak Galaksi kita Bimasakti (the Milky Way) terlihat juga posisi matahari kita (sun). Pada sisi bawah gambar terlihat Awan Smith (Smith Cloud) yang sedang mengarah ke galaksi Bimasakti dan suatu saat keduanya akan bertabrakan (bisa dilihat pada gambar animasi dibawah halaman)
Sejak ditemukan, para astronom masih berdebat apakah awan tersebut benar-benar mendekati galaksi Bimasakti atau menjauhinya.
Rekaman data yang ada selama ini masih terbatas dan tidak jelas apakah objek tersebut bagian dari kabut Bimasakti atau masih bergerak ke arahnya.
Sejauh ini, para peneliti hanya mendeteksi gas dan tidak ada satupun bintang di dalamnya. Satu-satunya cara melihtanya adlah dengan teleskop radio karena gas dingin tidak memancarkan cahaya, tetapi memantulkan gelombang radio.
Jika dilihat dari Bumi, lebar gumpalan awan tersebut sebanding dengan 30 kali lebar Bulan. Dari kepala ke ujung ekornya cukup untuk menyelimuti rasi bintang Orion.
Awan Smith ini sedang melaju ke arah Galaksi Bima Sakti (Smith's-Cloud is Heading Towards the Milky Way)
Awan Smith ini sedang melaju ke arah Galaksi Bima Sakti (Smith’s-Cloud is Heading Towards the Milky Way)
Hasil pengamatan baru menggunakan teleskop radio terkendali paling besar di dunia, Teleskop Green Bank (GBT) di Virginia Barat, AS, menunjukkan bahwa objek tersebut bergerak ke arah galaksi Bimasakti.
Bahkan, seperti dilaporkan gabungan tim astronom dari Observatorium Astronomi Radio Nasional AS (NRAO) dan Universitas Winconsin Whitewater dalam pertemuan Masyarakat Astronomi Amerika ke-211 di Austin, Texas baru-baru ini, gaya dorongnya telah menyentuh kabut Bimasakti.
“Jika tabrakan terjadi, hal tersebut akan memicu lahirnya formasi bintang-bintang baru. Akan banyak bintang raksasa yang terbentuk, berumur pendek, dan meledak sebagai supernova yang memancarkan cahaya menyilaukan,” ujar Ketua tim peneliti, DR. Felix Lockman, dari NRAO.
Sebab, Awan Smith membawa energi sangat besar berupa gas hidrogen yang cukup untuk membentuk jutaan bintang seukuran Matahari.
awan smith 01 awan smith 02 awan smith 03
Awan Smith merupakan gumpalan gas yang berukuran panjang mencapai 11.000 tahun cahaya dan lebar 2.500 tahun cahaya. Objek tersebut saat ini berada 40.000 tahun cahaya dari Bumi dan 8.000 tahun cahaya dari piringan Bimasakti.
Objek yang pantas disebut kabut monster di ruang kosmos ini bergerak dengan kecepatan 240 kilometer perdetik dan diperkirakan menabrak piringan galaksi Bimasakti dengan kemiringan 45 derajat.
Tabrakan akan terjadi di pinggir piringan Bimasakti yang jarak ke pusatnya hampir sama dengan jarak tata surya kita ke pusat galaksi. Namun, posisinya jauh dari tata surya kita, diperkirakan berjarak 90 derajat terhadap pusat piringan.
“Kami tidak tahu dari mana asalnya, apalagi orbitnya membingungkan, namun kami katakan bahwa ia mulai berinteraksi dengan bagian terluar Bimasakti,” tandas Lockman. (Pustaka foto)
Klik Gambar Animasi dibawah, dan Tunggu Hingga Bergerak :awan smith tabrak bimasakti - smith cloud hit milky way 600px

Tidak ada komentar:

Posting Komentar